Tangerang7.com, Teluknaga – SMA Negeri (SMAN) 12 Kabupaten Tangerang, merupakan salah satu Sekolah Menengah Atas Negeri yang ada di Provinsi Banten. Sama dengan SMA pada umumnya di Indonesia masa pendidikan sekolah di SMAN 12 Kabupaten Tangerang ditempuh dalam waktu tiga tahun pelajaran, mulai dari Kelas X sampai Kelas XII.
SMAN 12 Kabupaten Tangerang berada di Jalan KH. Mushonif Kampung Besar, Kecamatan Teluk Naga. Berdiri pada tahun 2003 berdasarkan keputusan Kepala Dinas Pendidikan Kabupaten Tangerang No. 420/972/1005/Dispendik tanggal 23 Juni 2003 tentang Pembukaan Kelas Jauh SMU Negeri Kosambi di Kecamatan Teluknaga.
Berdiri di atas lahan seluas 10.000 M2 dengan luas bangunan 1.632 M2. Sebelumnya, sekolah ini dikenal dengan sebutan SMA Filial yang berarti bagian. Karena sekolah ini memang pada waktu itu merupakan binaan (bagian/ kelas jauh) dari SMA Negeri 1 Teluknaga.
Pada tahun 2010 memisahkan diri dengan SMA N 1 dan berubah nama menjadi SMA Negeri 12 Kabupaten Tangerang berdasarkan Keputusan Bupati Tangerang Nomor 421/Kep. 198-Huk/2010 tanggal 12 April 2010 tentang Perubahan nama-nama pada Sekolah Menengah Atas Negeri di Wilayah Kabupaten Tangerang.
Saat itu Kepala Sekolah SMAN 12 ini masih menjabat sebagai Guru di SMU Negeri 1 Teluknaga di Kecamatan Kosambi yang ditunjuk sebagai Pelaksana Harian (PLH) yang bertugas pengelolaan sehari-hari di SMAN 12.
“Saat ini jumlah siswa–siswi yang ada di sini ada 1.400 siswa-siswi,’ ungkap Kepala Sekolah SMA Negeri 12 Kabupaten Drs. H. Isar Dasuki Tasim, saat ditemui di kantornya, Rabu (12/04/2023).
Saat ini, lanjut H. Isar Dasuki, penerimaan siswa baru pada tahun ini belum ada informasi terbaru, belum ada informasi perubahan dari pihak Dinas Pendidikan Provinsi Banten.
H. Isar Dasuki menceritakan, penerimaan siswa baru SMAN 12 tahun 2022 lalu, berdasarkan 4 jalur yang telah ditetapkan oleh Pemprov Banten, yakni jalur Zonasi 55%, Afirmasi 15%, Perpindahan Orang Tua 10% dan Pretasi 5%.
Pada tahun ajaran 2022-2023 SMAN 12 menerima siswanya sebanyak 14 Rombel (rombongan belajar) yang satu rombelnya berbeda-beda jumlah siswanya. Hal ini, kata H. Isar Dasuki, dikarenakan banyaknya permintaan dari berbagai elemen masyarakat agar anaknya bisa masuk ke SMA Negeri, padahal ideal penerimaan di SMAN 12 hanya 12 rombel.
“Nah pada tahun ajaran 2023-2024 SMA Negeri 12 Kabupaten akan menerima 10 rombel (10 kelas) berdasarkan jumlah kelas yang akan keluar pada tahun ini,” kata pria yang berdarah Bengkulu Selatan ini..
Menurut H. Isar Dasuki, sebenarnya sekolah di negeri atau swasta itu sama, tergantung siswanya mau belajar atau tidak. Namun masyarakat berdesakan ke sekolah negeri, sehingga sekolah-sekolah negeri menjadi over load (kelebihan).
Berkisah tentang dirinya, H. Isar Dasuki juga pernah sekolah di SMP dan SMA swasta tapi bisa diterima di IKIP Bandung tuturnya. Asal mau belajar ungkap pria yang berdarah Bengkulu Selatan ini.
H.Isar Dasuki berharap agar pemerintah bisa membuka lahan baru untuk sekolah negeri agar masyarakat diwilayahnya tidak berdesakan untuk masuk ke sekolah negeri semua. (did)